Source: http://germo-ndeso.blogspot.co.id/2012/02/cara-membuat-tanggal-posting-blog.html#ixzz4ObErovl4
Kisah Motivasi paling Indah
Jerry adalah seorang manager restoran di Amerika. Dia selalu dalam
semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika
seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia
akan selalu menjawab, ” Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka
menjadi orang kembar!” Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry
pindah kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari satu
restoran ke restoran yang lain.
Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry
adalah karena sikapnya. Jerry adalah seorang motivator alami. jika
karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana ,
memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari
situasi yang tengah dialamai. Melihat gaya tersebut benar-benar membuat
aku penasaran, jadi suatu hari aku temui Jerry dan bertanya padanya,
“Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang menjadi orang yang
berpikiran positif sepanjang waktu. Bagaimana kamu dapat melakukannya? ”
Jerry menjawab, “Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku
punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana
yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih
dalam suasana yang baik.
Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban
atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal
itu. Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku dapat memilih untuk
menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya.. Aku
selalu memilih sisi positifnya.” “Tetapi tidak selalu semudah itu,”
protesku. “Ya, memang begitu,” kata Jerry, “Hidup adalah sebuah pilihan.
Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah
pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu
memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu.
Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah
pilihanmu, bagaimana kamu hidup.”
Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalami musibah yang tak
pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu
belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang
bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena
gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan
menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah
sakit.
Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan
intensif, Jerry dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian
peluru masih berada di dalam tubuhnya. Aku melihat Jerry enam bulan
setelah musibah tersebut. Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia
menjawab, “Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang
kembar. Mau melihat bekas luka-lukaku? ” Aku menunduk untuk melihat
luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat
terjadinya perampokan. “Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku
adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang,” jawab Jerry.
“Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku
ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau
mati. Aku memilih untuk hidup.” “Apakah kamu tidak takut?” tanyaku.
Jerry melanjutkan, ” Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata
bahwa aku akan sembuh.
Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat
ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka
berkata ‘Orang ini akan mati’. Aku tahu aku harus mengambil tindakan.”
“Apa yang kamu lakukan?” tanya saya. “Disana ada suster gemuk yang
bertanya padaku,” kata Jerry. “Dia bertanya apakah aku punya alergi.
‘Ya’ jawabku..
Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu
jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, ‘Peluru!’
Ditengah tertawa mereka aku katakan, ‘ Aku memilih untuk hidup. Tolong
aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati’.” Jerry dapat hidup
karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikap hidupnya yang
mengagumkan.
Aku belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat memilih apakah kamu
akan menikmati hidupmu atau membencinya. Satu hal yang benar-benar
milikmu yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidupmu,
sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidup akan
jadi lebih mudah.
Sekarang kamu punya dua pilihan:
1. Kamu dapat menutup mail ini, atau
2. Kamu meneruskannya ke seseorang yang kamu kasihi.
Aku berharap kamu memilih #2, karena aku telah melakukannya.
Cerita motivasi – Elang dan kalkun
Konon di satu saat yang telah lama berlalu, Elang dan Kalkun adalah
burung yang menjadi teman yang baik. Dimanapun mereka berada, kedua
teman selalu pergi bersama-sama. Tidak aneh bagi manusia untuk melihat
Elang dan Kalkun terbang bersebelahan melintasi udara bebas.
Satu hari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara pada Elang, “Mari
kita turun dan mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Perut saya sudah
keroncongan nih!”. Elang membalas, “Kedengarannya ide yang bagus”.
Jadi kedua burung melayang turun ke bumi, melihat beberapa binatang
lain sedang makan dan memutuskan bergabung dengan mereka. Mereka
mendarat dekat dengan seekor Sapi. Sapi ini tengah sibuk makan
jagung,namun sewaktu memperhatikan bahwa ada Elang dan Kalkun sedang
berdiri dekat dengannya, Sapi berkata, “Selamat datang, silakan cicipi
jagung manis ini”.
Ajakan ini membuat kedua burung ini terkejut. Mereka tidak biasa jika
ada binatang lain berbagi soal makanan mereka dengan mudahnya. Elang
bertanya, “Mengapa kamu bersedia membagikan jagung milikmu bagi kami?”.
Sapi menjawab, “Oh, kami punya banyak makanan disini. Tuan Petani
memberikan bagi kami apapun yang kami inginkan”. Dengan undangan itu,
Elang dan Kalkun menjadi terkejut dan menelan ludah. Sebelum selesai,
Kalkun menanyakan lebih jauh tentang Tuan Petani.
Sapi menjawab, “Yah, dia menumbuhkan sendiri semua makanan kami. Kami
sama sekali tidak perlu bekerja untuk makanan”. Kalkun tambah bingung,
“Maksud kamu, Tuan Petani itu memberikan padamu semua yang ingin kamu
makan?”. Sapi menjawab, “Tepat sekali!. Tidak hanya itu, dia juga
memberikan pada kami tempat untuk tinggal.” Elang dan Kalkun menjadi
syok berat!. Mereka belum pernah mendengar hal seperti ini. Mereka
selalu harus mencari makanan dan bekerja untuk mencari naungan.
Ketika datang waktunya untuk meninggalkan tempat itu, Kalkun dan
Elang mulai berdiskusi lagi tentang situasi ini. Kalkun berkata pada
Elang, “Mungkin kita harus tinggal di sini. Kita bisa mendapatkan semua
makanan yang kita inginkan tanpa perlu bekerja. Dan gudang yang disana
cocok dijadikan sarang seperti yang telah pernah bangun. Disamping itu
saya telah lelah bila harus selalu bekerja untuk dapat hidup.”
Elang juga goyah dengan pengalaman ini, “Saya tidak tahu tentang
semua ini. Kedengarannya terlalu baik untuk diterima. Saya menemukan
semua ini sulit untuk dipercaya bahwa ada pihak yang mendapat sesuatu
tanpa mbalan. Disamping itu saya lebih suka terbang tinggi dan bebas
mengarungi langit luas. Dan bekerja untuk menyediakan makanan dan tempat
bernaung tidaklah terlalu buruk. Pada kenyataannya, saya menemukan hal
itu sebagai tantangan menarik”.
Akhirnya, Kalkun memikirkan semuanya dan memutuskan untuk menetap
dimana ada makanan gratis dan juga naungan. Namun Elang memutuskan bahwa
ia amat mencintai kemerdekaannya dibanding menyerahkannya begitu saja.
Ia menikmati tantangan rutin yang membuatnya hidup. Jadi setelah
mengucapkan selamat berpisah untuk teman lamanya Si Kalkun, Elang
menetapkan penerbangan untuk petualangan baru yang ia tidak ketahui
bagaimana ke depannya.
Semuanya berjalan baik bagi Si Kalkun. Dia makan semua yang ia
inginkan. Dia tidak pernah bekerja. Dia bertumbuh menjadi burung gemuk
dan malas. Namun suatu hari dia mendengar istri Tuan Petani menyebutkan
bahwa Hari raya Thanks giving akan datang beberapa hari lagi dan
alangkah indahnya jika ada hidangan Kalkun panggang untuk makan malam.
Mendengar hal itu, Si Kalkun memutuskan sudah waktunya untuk pergi dari
pertanian itu dan bergabung kembali dengan teman baiknya, si Elang.
Namun ketika dia berusaha untuk terbang, dia menemukan bahwa ia telah
tumbuh terlalu gemuk dan malas. Bukannya dapat terbang, dia justru
hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya. Akhirnya di Hari Thanks giving
keluarga Tuan Petani duduk bersama menghadapi panggang daging Kalkun
besar yang sedap.
Ketika anda menyerah pada tantangan hidup dalam pencarian keamanan,
anda mungkin sedang menyerahkan kemerdekaan anda…Dan Anda akan
menyesalinya setelah segalanya berlalu dan tidak ada KESEMPATAN lagi…
Seperti pepatah kuno “selalu ada keju gratis dalam perangkap tikus”.
Cerita Motivasi – Cangkir yang Cantik
Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk
mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada
sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada
suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,”
ujar si kakek.
Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud
berbicara “Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku
dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku
hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada
seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda
berputar.
Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop !
Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata “belum !” lalu ia mulai
menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi
orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan
lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas !
Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini
berkata “belum !”
Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai
dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah
dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai
mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.
Wanita itu berkata “belum !” Lalu ia memberikan aku kepada seorang
pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari
sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku
berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan
teriakanku.Ia terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.
Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan
menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku
hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang
begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna
tatkala kulihat diriku.