Bagaimana Cara Mengambil Foto di Malam Hari
Apakah anda pernah mencoba memotret di luar ruangan pada malam hari, dan hasilnya tidak bagus? Mungkin anda pernah melihat foto malam yang menakjubkan misalnya yang terdapat pada kartu pos, mobil-mobil di sekitar sebuah bangunan, aliran cahaya dari latar depan dan monumen yang indah pada latar belakang. Ketika anda mencoba meniru gambar tersebut, hasilnya sangat jauh dari yang anda bayangkan.
Ada beberapa alasan untuk ini. Fotografi malam mengikuti aturan yang sama dengan fotografi lainnya. Ketika sebuah gambar diambil tidak menggunakan prinsip-prinsip dasar fotografi, terjadilah kekeliruan. Fotografi secara hurufiah berarti menulis dengan cahaya
. Jika anda tak punya cukup cahaya, atau anda tidak mengambil cahaya yang ada yang telah anda lihat, anda hanya akan mendapatkan foto yang buruk.
Begini cara mengambil foto pada malam hari. Jelas, seperti hal lain dalam fotografi, ini membutuhkan berbagai teknik. Teknik yang akan dijelaskan di sini mungkin berbeda dengan yang lain. Tapi teknik ini bisa menghasilkan foto-foto malam yang baik.
- Gunakanlah Tripod. Ketika skil fotografi anda bertambah, anda akan mengetahui bahwa hampir tidak mungkin untuk hidup tanpa tripod.
- Pelajari setelan manual pada kamera anda, cara menyetel shutter speed dan apertura.
- Gunakanlah kabel shutter release. Aksesoris kamera ini bisa anda beli di berbagai toko kamera yang juga tersedia online. Sebaiknya anda melakukan riset dulu, cari informasi mengenai harga, spesifikasi, dan lain sebagainya di Google agar anda dapat memutuskan lebih baik mana yang akan anda beli. Aksesoris ini akan membantu anda menghindari goyangan pada kamera sewaktu shutter button ditekan dan dilepaskan.
- Jika kamera anda memiliki fungsi mirror lockup, gunakanlah. Semua kamera DSLR memiliki sebuah cermin yang memantulkan gambar dari lensa ke viewfinder, jadi anda dapat melihat apa yang dilihat lensa. Ini dapat menyebabkan getaran pada kamera dan menyebabkan foto kabur.
Sekarang anda telah memiliki semua yang diperlukan. Begini cara memainkannya.
Dengan menggunakan tripod, aturlah pengambilan foto yang anda pikir merupakan yang paling menarik bagi mata. Setel kamera anda pada mode manual, dan jika mungkin, setel fungsi mirror lockup. Gunakan pembacaan cahaya atau light meter kamera anda untuk menentukan eksposur terbaik. Misalnya jika anda menggunakan apertura f 11 dan ISO 100, anda mungkin mendapat bacaan sekitar 2 detik, atau lebih. Ini bagian yang membuatnya menarik; semakin rendah shutter speed anda, lebih banyak aksi yang akan anda rekam. Artinya jika anda memiliki shutter speed 10 detik dan dalam 10 detik itu ada 15 mobil yang lewat dalam gambar anda, pada latar depan, anda akan menangkap banyak aliran cahaya. Ini akan menghasilkan efek yang menarik dalam fotografi malam. Shutter speed dan apertura akan bekerja sama memberikan anda jenis gambar yang anda inginkan. Mungkin anda tidak peduli dengan aliran cahaya, maka jangan khawatir dengan shutter speed yang sangat lama.
Satu hal yang perlu diperhatikan, apertura benar-benar tidak menjadi permasalahan di sini. Semua yang berada di atas f 5.6 baik untuk foto malam. Anda tidak terlalu peduli dengan jangkauan fokus pada latar depan dan belakang. Hal ini utamanya benar untuk pemandangan kota.
Juga ISO 100 atau 200 baik dalam teknik ini, malahan lebih disukai. Ingat, kita tidak mencoba untuk menghentikan aksinya. Kita mencoba mengambil gambar dalam bingkai waktu shutter speed kita.
Hal ini tidak lebih rumit dari itu. Pikirkan efek yang ingin anda buat; shutter speed lama untuk mengambil pergerakan latar depan dan belakang dan pastikan kamera anda stabil dan tak ada getaran yang dapat menimbulkan blur pada foto anda.
Sekali lagi ini hanya salah satu teknik dari sekian banyak teknik yang dapat anda coba. Jika anda banyak bereksperimen, anda akan mengetahui lebih banyak juga.
Teknik Dasar Fotografi
Teknik-teknik dasar pemotretan adalah suatu hal yang harus dikuasai agar dapat menghasilkan foto yang baik. Kriteria foto yang baik sebenarnya berbeda-beda bagi setiap orang, namun ada sebuah kesamaan pendapat yang dapat dijadikan acuan. Foto yang baik memiliki ketajaman gambar (fokus) dan pencahayaan (eksposure) yang tepat.
A. FOKUS
Focusing ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan memutar ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek yang semula kurang jelas menjadi jelas (fokus). Foto dikatakan fokus bila objek terlihat tajam/jelas dan memiliki garis-garis yang tegas (tidak kabur). Pada ring fokus, terdapat angka-angka yang menunjukkan jarak (dalam meter atau feet) objek dengan lensa.
B. EKSPOSURE
Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pemotretan adalah unsur pencahayaan. Pencahayaan adalah proses dicahayainya film yang ada dikamera. Dalam hal ini, cahaya yang diterima objek harus cukup sehingga dapat terekam dalam film. Proses pencahayaan (exposure) menyangkut perpaduan beberapa hal, yaitu besarnya bukaan diafragma, kecepatan rana dan kepekaan film (ISO). Ketiga hal tersebut menentukan keberhasilan fotografer dalam mendapatkan film yang tercahayai normal, yaitu cahaya yang masuk ke film sesuai dengan yang dibutuhkan objek, tidak kelebihan cahaya (over exposed) atau kekurangan cahaya (under exposed).
Bukaan Diafragma (apperture)
Diafragma berfungsi sebagai jendela pada lensa yang mengendalikan sedikit atau banyaknya cahaya melewati lensa. Ukuran besar bukaan diafragma dilambangkan dengan f/angka. Angka-angka ini tertera pada lensa : 1,4 ; 2 ; 2,8 ; 4 ; 5,6 ; 8 ; 11 ; 16 ; 22 ; dst. Penulisan diafragma ialah f/1,4 atau f/22. Angka-angka tersebut menunjukkan besar kecilnya bukaan diafragma pada lensa. Bukaan diafragma digunakan untuk menentukan intensitas cahaya yang masuk.
Hubungan antara angka dengan bukaan diafragma ialah berbanding terbalik.
"Semakin besar f/angka, semakin kecil bukaan diafragma, sehingga cahaya yang masuk semakin sedikit. Sebaliknya, semakin kecil f/angka semakin lebar bukaan diafragmanya sehingga cahaya yang masuk semakin banyak."
Kecepatan Rana (shutter speed)
Kecepatan rana ialah cepat atau lambatnya rana bekerja membuka lalu menutup kembali. Shutter speed mengendalikan lama cahaya mengenai film. Cara kerja rana seperti jendela. Rana berada di depan bidang film dan selalu tertutup jika shutter release tidak ditekan, untuk melindungi bidang film dari cahaya. Saat shutter release ditekan, maka rana aka membuka dan menutup kembali sehingga cahaya dapat masuk dan menyinari film.
Ukuran kecepatan rana dihitung dalam satuan per detik, yaitu: 1 ; 2 ; 4 ; 8 ; 15 ; 30 ; 60 ; 125 ; 250 ; 500 ; 1000 ; 2000 ; dan B. .Angka 1 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/1 detik. Angka 2000 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/2000 detik, dst. B (Bulb) berarti kecepatan tanpa batas waktu (rana membuka selama shutter release ditekan)
Hubungan antara angka dengan kecepatan rana membuka menutup ialah berbanding lurus. "Semakin besar angkanya berarti semakin cepat rana membuka dan menutup, maka semakin sedikit cahaya yang masuk. Semakin kecil angkanya, berarti semakin lambat rana membuka dan menutup, maka semakin banyak cahaya yang masuk"
Kepekaan Film (ISO)
Makin kecil satuan film (semakin rendah ISO), maka film kurang peka cahaya sehingga makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut, sebaliknya semakin tinggi ISO maka film semakin peka cahaya sehingga makin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut. Misal, ASA 100 lebih banyak membutuhkan cahaya daripada ASA 400.